π€ INCO Buat JV US$2,1 Miliar & Siap Divestasi 11% Saham ke MIND ID |
Daily Market Performance π |
|
|
Vale Indonesia ($INCO) mengumumkan 2 aksi korporasi besar pada awal pekan ini. Dalam aksi korporasi yang pertama, INCO akan bekerja sama dengan TISCO dan Xinhai untuk membentuk joint venture (JV) berupa pabrik feronikel di Blok Bahodopi, Morowali. Nantinya, perusahaan patungan itu akan dikuasai 49% oleh INCO dan 51% sisanya dimiliki oleh perusahaan JV antara TISCO dan Xinhai. Kerja sama ini memiliki nilai investasi sebesar 2,1 miliar dolar AS (~31,3 triliun rupiah). Sumber pendanaan ditargetkan 70% berasal dari perbankan dan 30% dari setoran modal. Proyek ini ditargetkan memiliki kapasitas 73-80 ribu ton per tahun dan diperkirakan dapat beroperasi pada akhir 2025. Sebagai informasi, TISCO adalah anak usaha dari Baowu Steel Group Corp Ltd asal China. Selain kerja sama pembangunan pabrik feronikel, INCO juga mengumumkan bahwa para pemegang sahamnya dari luar negeri siap untuk mendivestasikan 11% saham INCO ke MIND ID selaku holding BUMN tambang. Direktur Utama INCO, Febriany Eddy, menjelaskan bahwa divestasi akan dilakukan oleh Vale Canada Ltd. (saat ini memiliki 43,79%) dan Sumitomo Metal Mining (saat ini memiliki 15,03%). Divestasi ini merupakan syarat bagi INCO untuk mendapat izin usaha pertambangan khusus (IUPK) pada 2025, atau ketika kontrak karya antara INCO dan pemerintah berakhir. Menurut regulasi, pemegang IUPK yang dimiliki oleh asing wajib melakukan divestasi 51% kepada pemerintah, BUMN, BUMD, maupun badan usaha swasta nasional. Selain Vale Canada dan Sumitomo Metal Mining, pemegang saham INCO lainnya adalah MIND ID sebesar 20% dan publik sebesar 21,18%. Key Takeaway Sebelumnya, INCO juga telah menandatangani proyek pabrik nikel dengan kapasitas 120 ribu metrik ton nikel yang berlokasi di Pomalaa pada Juli 2022. Mengenai divestasi, MIND ID mengakuisisi 20% saham INCO pada Juni 2020 dengan nilai mencapai 290 juta dolar AS (~4,3 triliun rupiah). Akuisisi tersebut mengimplikasikan valuasi INCO senilai 1,45 miliar dolar AS (~21,7 triliun rupiah). Berdasarkan harga penutupan pada Rabu (7/9), INCO memiliki kapitalisasi pasar senilai 60,9 triliun rupiah, atau naik 1,8x lipat dibandingkan valuasi saat MIND ID mengakuisisi INCO pada Juni 2020. | |
|
π INTP Berencana Lanjut Buyback Rp295 M |
$INTP: Indocement Tunggal Prakarsa berencana memperpanjang periode buyback saham hingga 6 Desember 2022. Sebelumnya, INTP telah mendapat izin untuk buyback saham maksimal 3 triliun rupiah hingga 6 September 2022. Saat ini, INTP masih memiliki sisa dana alokasi buyback sebesar 294,8 miliar rupiah.
- $MEDC: CFO dari Medco Energi Internasional, Anthony R. Mathias, menjual 2 juta lembar saham MEDC dengan harga ~887,5 rupiah per lembar saham. Dengan demikian, total transaksi ini mencapai ~1,8 miliar rupiah. Setelah transaksi ini, kepemilikannya turun menjadi ~74 juta lembar saham.
$ADMR: Direktur Adaro Minerals Indonesia, Wito Krisnahadi, membeli 60 ribu lembar saham ADMR dengan harga 1.620-1.625 rupiah per lembar saham. Setelah transaksi ini, kepemilikannya di ADMR naik menjadi 129 ribu lembar.
$AISA: FKS Food Sejahtera bersama beberapa pihak afiliasinya, termasuk FKS Multi Agro ($FISH), menandatangani fasilitas pinjaman sindikasi dari Bank Negara Indonesia ($BBNI) dan Bank Central Asia ($BBCA). Pinjaman ini terdiri dari 190 juta dolar AS (~2,8 triliun rupiah) dan 1,9 miliar rupiah (dapat ditingkatkan hingga 100 juta dolar AS atau ~1,4 triliun rupiah).
|
Selama kuartal kedua 2022, Mitra Keluarga Karyasehat mencatatkan penurunan kinerja. Berikut adalah rinciannya: $MIKA: Laba bersih Mitra Keluarga Karyasehat turun -13,1% YoY menjadi 260 miliar rupiah pada 2Q22. Hal ini didorong oleh penurunan pendapatan sebesar -17,4% YoY. Secara kumulatif selama 6M22, laba bersih turun -14,0% YoY menjadi 530 miliar rupiah. Pendapatan turun -13,3% menjadi 2,07 triliun rupiah, didorong oleh penurunan pendapatan rawat inap (-14,2%) dan rawat jalan (-11,5%). (IDX) Meskipun jumlah pasien rawat inap yang masuk meningkat +20,7% menjadi 123 ribu pasien, rata-rata lama menginap turun -20,7% menjadi 2,9 hari dibandingkan 3,6 hari pada 6M21. Hal ini mendorong jumlah hari rawat inap turun -4,2% dan pendapatan per hari rawat inap turun -10,4% menjadi 3,9 juta rupiah. Di sisi lain, kunjungan rawat jalan tumbuh +10,2%, tetapi pendapatan per kunjungan rawat jalan juga turun -19,7% menjadi 559 ribu rupiah. Pendapatan 6M22 Mitra Keluarga telah mencapai 47,9% dari estimasi pendapatan FY22 menurut konsensus analis sebesar 4,3 triliun rupiah, sedangkan laba bersih mencapai 49,6% dari estimasi laba sebesar 1,1 triliun rupiah. Pada 1 Juli 2022, MIKA meresmikan pembukaan RS Mitra Keluarga Deltamas sehingga total rumah sakit perseroan menjadi 27 rumah sakit.
|
|
|
Saham Top Gainer Hari Ini π₯ |
|
|
Saham Top Loser Hari Ini π€ |
|
|
Performa Sektor Hari Ini π |
|
|
π₯ Hal lain yang lagi hot yang perlu kamu ketahui... | Anak usaha Digital Mediatama Maxima ($DMMX), DMMX Media Maxima, bersama dengan PT Bumilangit Entertainment Corpora meluncurkan trailer resmi film layar lebar "Sri Asih" yang akan ditayangkan pada tanggal 6 Oktober 2022 di bioskop nasional. Film ini merupakan bagian dari Jagat Sinema Bumilangit. - Matahari Putra Prima ($MPPA) mengangkat Wim Maris sebagai CEO perseroan, menggantikan Elliot J. Dickson. Wim Maris sebelumnya menjabat sebagai President MPPA, yang membawahi dan mengelola semua divisi komersial MPPA.
- Abdul Kadir mengundurkan diri dari jabatan Komisaris Utama Kimia Farma ($KAEF), karena berpindah tugas menjadi Dewan Pengawas BPJS Kesehatan.
|
Kutipan menarik dari komunitas Stockbit minggu ini |
π Fundamental Is Dead? |
|
|
| "Mungkin orang-orang yang berstatement demikian, adalah mereka yang kecewa dengan investasi yang dilakukan. Atau bisa juga mereka yang kerap membanding-bandingkan saham koleksinya dengan saham jelek milik orang lain yang tiba-tiba malah naik."— JamesJayadi Pada dasarnya, emiten dengan fundamental yang bagus, menjadi pilihan yang paling tepat untuk kita berinvestasi. Hal ini dapat tercermin melalui kinerja keuangan, prospek bisnis hingga manajemennya. Namun belakangan, tidak sedikit pelaku pasar modal yang mengatakan bahwa "fundamental is dead", sudah tidak relevan dengan masa kini. Banyak emiten yang tadinya dikenal dengan fundamental bagus, kini justru mengalami penurunan harga signifikan di pasar. Hal inilah yang kerap dijadikan argumen oleh para doubters analisis fundamental. Lantas apakah benar fundamental sudah benar-benar mati? JamesJayadi memiliki opini menarik untuk menjawab pertanyaan tersebut, sekaligus dengan study kasus emitennya. Penasaran seperti apa? Simak selengkapnya di sini! |
|
|
| #MusimLaba | | |
| Baca Stockbit Snips | | |
| Berikan Opini Kamu | | |
|
|
Copyright 2022 Stockbit, all rights reserved. Anda menerima email ini karena terdaftar sebagai akun aktif di Stockbit atau telah daftar melalui website Stockbit / Stockbit Snips. Disclaimer:
Email ini dikirim oleh PT Stockbit Sekuritas Digital ("Stockbit"), Perusahaan efek yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Semua konten dalam email ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/ menjual saham tertentu. Always do your own research.
Selanjutnya, Semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah. Domain resmi Stockbit adalah "https://stockbit.com/" dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri "@Stockbit.com" Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.
Want to change how you receive these emails? Unsubscribe here
| |
|
|
Komentar
Posting Komentar