π BI dan The Fed Kompak Kerek Suku Bunga |
Daily Market Performance π |
|
|
Bank Indonesia kembali menaikkan tingkat suku bunga acuan BI7DRRR sebesar 50 bps (0,5%) ke level 4,25% pada Kamis (22/9). Di saat bersamaan, deposit facility rate dan lending facility rate juga dikerek 50 bps, masing-masing ke level 3,5% dan 5%. Kenaikan suku bunga ini lebih tinggi dibandingkan konsensus yang dihimpun oleh Reuters, di mana 27 dari 30 ekonom hanya memperkirakan kenaikan sebesar 25 bps. Langkah ini juga melanjutkan kenaikan suku bunga pada Agustus 2022, yang saat itu dikerek sebesar 25 bps ke 3,75%. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyebut bahwa kenaikan suku bunga 50 bps diambil untuk memastikan inflasi inti tetap di kisaran 2-4%. Pada Agustus 2022, Badan Pusat Statistik mencatat inflasi inti sebesar 3,04% YoY. Pengumuman Bank Indonesia hanya berselang sehari setelah bank sentral AS, The Federal Reserve, menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps (0,75%) ke kisaran 3%-3,25% pada Rabu (21/9). Ini merupakan kenaikan suku bunga sebesar 75 bps yang ketiga secara berturut-turut di tengah upaya untuk meredam lonjakan inflasi. The Fed juga memberikan sinyal untuk kembali menaikkan suku bunga hingga akhir tahun ini. Mayoritas pejabat The Fed memproyeksikan tingkat suku bunga akan berada di rentang 4%-4,5% pada akhir 2022, dan masih berpotensi untuk kembali naik tahun depan. The Fed tetap melanjutkan sikap agresif setelah inflasi AS pada Agustus 2022 mencapai 8,3% YoY, atau masih berada di dekat level tertinggi dalam 40 tahun terakhir. Angka ini masih terpaut jauh dari target inflasi jangka panjang sebesar 2%. Key Takeaway Bank Indonesia dinilai perlu untuk menaikkan suku bunga acuan, terutama untuk menjaga ekspektasi inflasi setelah pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi pada awal September 2022. Per Agustus 2022, tingkat inflasi tahunan Indonesia mencapai 4,69% YoY, melampaui batas atas sasaran Bank Indonesia di level 4%. Pada Kamis (22/9), IHSG ditutup menguat +0,43%. Sementara itu, bursa saham AS berada di zona merah pada penutupan bursa Rabu (21/9), di mana Dow Jones turun -1,70%, S&P500 terkoreksi -1,71%; dan Nasdaq melemah -1,79%. |
|
|
π SRTG Divestasi 976,6 Juta Saham TBIG |
- $SRTG: Saratoga Investama Sedaya melalui anak usahanya, PT Wahana Anugerah Sejahtera (WAS), menjual 976,6 juta lembar saham Tower Bersama Infrastructure ($TBIG) dengan harga 2.830 rupiah per lembar. Dengan demikian, total nilai penjualan mencapai 2,76 triliun rupiah. Setelah transaksi ini, kepemilikan tidak langsung SRTG melalui WAS berkurang dari 9,26% menjadi 4,95%. SRTG masih memiliki 73,34% saham TBIG secara tidak langsung melalui Bersama Digital Infrastructure.
$BINA: Bank Ina Perdana akan melakukan rights issue sebanyak-banyaknya ~296,8 juta lembar saham dengan rasio 20:1 dan efek dilusi 4,76%. Harga pelaksanaan diperkirakan berkisar 3.600-4.200 rupiah per lembar, sehingga maksimum dana yang terkumpul sebesar ~1,25 triliun rupiah. Rights issue ini dilakukan dalam rangka pemenuhan modal inti minimum.
$ERAA: Erajaya Swasembada melalui anak usahanya, PT Prakarsa Prima Sentosa, membentuk joint venture bersama Blackhawk Network (Singapore) Pte Ltd. Rencananya, perusahaan patungan yang didirikan pada 21 September 2022 ini akan bergerak di bidang pemasaran berbagai produk gift card dan digital commerce.
$BBNI: Bank Negara Indonesia menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman senilai 500 juta dolar AS dari sejumlah bank asing, yakni Bank of China, Citigroup, CTBC Bank, OCBC, dan UOB. Fasilitas ini memiliki jangka waktu selama 3 tahun dan bersifat clean basis (tanpa jaminan). Pinjaman ini ditujukan untuk pembiayaan kembali (refinancing) atas utang yang telah ada.
|
Selama paruh pertama 2022, BBTN mencatatkan kenaikan kinerja. Berikut adalah rinciannya: $BBTN: Bank Tabungan Negara mengalami peningkatan kinerja pada Q2 2022. Laba bersih melesat +136,1% menjadi 696,5 miliar rupiah dibandingkan 295,0 miliar rupiah pada Q2 2021. Pendapatan bunga dan syariah naik +7,8% YoY, sedangkan beban bunga dan syariah turun -24,5% sehingga pendapatan bunga dan syariah bersih ( Net Interest Income atau NII) naik +45,0%. Secara kumulatif selama 6M22, laba bersih BBTN tumbuh +59,9% dari 920 miliar rupiah pada 6M21 menjadi 1,47 triliun rupiah pada 6M22. Pendapatan bunga dan syariah naik +1,5% YoY, sedangkan beban bunga dan syariah turun -27,3% sehingga pendapatan bunga dan syariah bersih (Net Interest Income atau NII) naik +37,3% YoY menjadi 7,7 triliun rupiah. (IDX) Pencapaian laba bersih BBTN pada 1H 2022 setara dengan 51,7% target laba bersih FY22 dari konsensus analis sebesar 2,8 triliun rupiah.
|
|
|
Saham Top Gainer Hari Ini π₯ |
|
|
Saham Top Loser Hari Ini π€ |
|
|
Performa Sektor Hari Ini π |
|
|
π₯ Hal lain yang lagi hot yang perlu kamu ketahui... | - Ingin tau lebih dalam tentang prospek hingga rencana bisnis SRTG dan MDKA? Tanya-tanya langsung aja bareng manajemennya di Emiten Talk: Saratoga Group Series pada Jumat, 23 September 2022 hanya di channel YouTube dan aplikasi Stockbit!
- Menteri BUMN Erick Thohir membuka peluang anak usaha PLN, PLN ICON Plus, untuk melakukan IPO. Rencana ini dimungkinkan pasca dilakukannya restrukturisasi pembentukan holding dan sub-holding PLN. PLN ICON Plus sendiri merupakan sub-holding dari PLN yang bertujuan untuk mengkonsolidasikan bisnis di luar kelistrikan.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, membuka perdagangan bursa New York Stock Exchange (NYSE) pada Rabu (21/9). Komisaris BEI, Pandu Sjahrir, dan Dubes RI untuk AS, Rosan Roeslani, turut mendampingi Luhut di acara tersebut. Wakil Direktur Utama Lautan Luas ($LTLS), Jimmy Masrin, menjual 500 ribu lembar saham LTLS melalui sejumlah transaksi dengan rentang harga 1.525-1.575 rupiah per lembar. Setelah penjualan tersebut, kepemilikannya di LTLS berkurang dari 0,21% menjadi 0,18%.
|
Kutipan menarik dari komunitas Stockbit minggu ini |
π Mengidentifikasi Kepentingan dalam Sebuah Saham |
|
|
| "Yang perlu saya tekankan adalah pastikan sahamnya top gainer dan volumenya breakout. Kalau cuma muncul di top gainer tapi volumenya tidak breakout, cuekin saja. Karena bisa jadi kepentingannya udah selesai"— ifanologi Ada banyak cara untuk mengetahui ada atau tidaknya "kepentingan" di sebuah saham. Bisa dengan mencari berita saham terkait di website IDX atau di website perusahaan langsung, bisa juga dengan mengikuti portal-portal berita dan komunitas. Tetapi indikator paling sederhana, mudah dan cukup bisa diandalkan adalah dengan melihat volume perdagangan. Simak selengkapnya pandangan dari ifanologi mengenai hal tersebut di sini! |
|
|
| #MusimLaba | | |
| Baca Stockbit Snips | | |
| Berikan Opini Kamu | | |
|
|
Copyright 2022 Stockbit, all rights reserved. Anda menerima email ini karena terdaftar sebagai akun aktif di Stockbit atau telah daftar melalui website Stockbit / Stockbit Snips. Disclaimer:
Email ini dikirim oleh PT Stockbit Sekuritas Digital ("Stockbit"), Perusahaan efek yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Semua konten dalam email ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/ menjual saham tertentu. Always do your own research.
Selanjutnya, Semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah. Domain resmi Stockbit adalah "https://stockbit.com/" dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri "@Stockbit.com" Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.
Want to change how you receive these emails? Unsubscribe here
| |
|
|
Komentar
Posting Komentar