๐ Ekonomi AS Tumbuh Kuat, BI Setop Kenaikan Suku Bunga? |
Daily Market Performance ๐ |
|
|
Produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat tumbuh +2,9% QoQ pada 4Q22, menurut perkiraan awal Biro Analisis Ekonomi Departemen Perdagangan AS. Realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan konsensus ekonom yang memperkirakan pertumbuhan 2,6%, meski lebih rendah dibandingkan capaian pada 3Q22 yang tumbuh +3,2% QoQ. Belanja konsumen – yang menyumbang ~68% dari PDB selama 4Q22 – tumbuh +2,1% QoQ (vs. 3Q22: +2,3%). Pertumbuhan tersebut dapat mengimbangi investasi residensial yang turun -26,7% QoQ (vs. 3Q22: -27,1%), menandai perlambatan pasar perumahan AS yang semakin dalam. Selama 2022, PDB AS tumbuh +2,1% (vs. 2021: +5,9%), dengan inflasi indeks harga konsumen 6,5% dan inflasi inti 5,7%. Pada Kamis (26/1), Dow Jones Industrial Average naik +0,61%, S&P 500 menguat +1,10%, dan Nasdaq melesat +1,76%. Sementara itu, klaim pengangguran di AS turun ke level 186 ribu orang per 26 Januari 2023, lebih rendah dibandingkan ekspektasi pasar yang memperkirakan 205 ribu orang. Selama 2022, AS mencatatkan tambahan 4,5 juta pekerjaan (vs. 2021: 6,7 juta), yang menjadi rekor kedua tertinggi sejak 1940. Per Desember 2022, tingkat pengangguran AS hanya 3,5%, menyamai level terendah dalam 53 tahun terakhir. Key Takeaway Meski mengalami pertumbuhan pada 4Q22, Reuters melaporkan bahwa para ekonom memprediksi ekonomi AS berpotensi resesi pada 2H23. Belanja konsumen di AS sendiri mulai melemah pada November dan Desember 2022, ditandai dengan retail sales yang melemah secara bulanan masing-masing -1% dan -1,1%. Pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dari perkiraan juga berpotensi mendorong bank sentral AS, The Fed, untuk melanjutkan kebijakan moneter ketat. Berdasarkan analisis FedWatch Tool milik CME Group, The Fed diperkirakan akan menaikkan tingkat suku bunga lagi hingga 75 bps ke rentang 5–5,25%, sebelum menjadikannya sebagai terminal rate. Perkiraan serupa juga diungkapkan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, yang memprediksi bahwa suku bunga The Fed akan memuncak di level 5,25%, dengan peluang menjadi 5% pada akhir tahun ini karena inflasi AS mereda. Kepada Bloomberg, Perry menyebut bahwa Bank Indonesia kemungkinan akan menyetop kenaikan suku bunga di level saat ini 5,75%, dengan syarat "tidak ada kondisi tak terduga di luar asumsi." |
|
|
๐ INCO Ajukan Permohonan Proses Divestasi |
-
$INCO: Vale Indonesia resmi mengajukan permohonan untuk dimulainya proses divestasi lanjutan atas 11% dari sahamnya kepada pemerintah. Divestasi ini dilakukan untuk mendapat Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) ketika kontrak karya antara INCO dan pemerintah berakhir pada 28 Desember 2025. $SSIA: Anak usaha Surya Semesta Internusa, PT Suryacipta Swadaya, akan menyiapkan lahan seluas 440 hektare untuk pengembangan tahap pertama kawasan industri Subang Smartpolitan, dengan estimasi waktu pengerjaan selama 3 tahun. Sebanyak 40 hektare akan digunakan untuk residensial, 60 hektare untuk komersial, dan 340 hektare untuk industrial. Subang Smartpolitan sendiri akan memiliki luas 2.717 hektare, di mana 70% di antaranya sudah diakuisisi SSIA.
$SCMA: Surya Citra Media menganggarkan capex sebesar 300–350 miliar rupiah pada 2023. Dana tersebut akan digunakan untuk membangun infrastruktur di beberapa daerah, penyelesaian pembangunan tower transmisi baru di Surabaya, dan pembangunan kawasan studio di Sentul.
$BSDE: Bumi Serpong Damai mencatatkan marketing sales sebesar 8,8 triliun rupiah selama 2022, naik +14% YoY serta 114% dari target. Segmen perumahan berkontribusi sebesar 5,1 triliun rupiah atau 58% dari total marketing sales.
|
|
|
$BBCA: Bank Central Asia mengalami peningkatan kinerja pada Q4 2022. Laba bersih tumbuh +43,3% menjadi 11,8 triliun rupiah dibandingkan 8,2 triliun rupiah pada Q4 2021. Pendapatan bunga dan syariah naik +22,5% YoY, sedangkan beban bunga dan syariah turun -4,5% YoY sehingga pendapatan bunga dan syariah bersih (Net Interest Income atau NII) naik +26,8% YoY menjadi 18 triliun rupiah. Dibandingkan dengan Q3 2022 (QoQ), laba bersih BBCA naik +8%. Pendapatan bunga dan syariah bersih naik +10,7%. Secara kumulatif sepanjang 2022 (FY22), laba bersih BBCA tumbuh +29,6% dari 31,4 triliun rupiah pada FY21 menjadi 40,7 triliun rupiah, tertinggi sepanjang sejarah BBCA. Hal ini didorong pendapatan bunga dan syariah bersih (Net Interest Income atau NII) yang naik +14% dari 56 triliun rupiah pada FY21 menjadi 64 triliun rupiah pada FY22. Selain itu, beban provisi turun signifikan sebesar -51,5% dari 9,3 triliun rupiah menjadi 4,5 triliun rupiah. (IDX) Dari segi operasional, total pinjaman disalurkan meningkat +11,7% YoY menjadi 711 triliun rupiah. Total dana pihak ketiga juga mengalami kenaikan +6,5% YoY, yang didukung oleh tabungan dan giro (CASA) yang meningkat +10,6%, sedangkan deposito turun -8,2%. Kualitas aset juga mengalami perbaikan, dimana gross Non-Performing Loan/NPL (bank only) turun 50 basis poin dari 2,2% pada FY21 menjadi 1,7% pada FY22. Selain itu net interest margin (NIM) tercatat naik menjadi 5,3% dari 5,1% pada tahun sebelumnya. Pencapaian laba bersih BBCA pada FY22 melampaui (setara dengan 105%) dari estimasi laba bersih FY22 konsensus analis sebesar 38,8 triliun rupiah.
| Saham Top Gainer Hari Ini ๐ฅ |
|
|
Saham Top Loser Hari Ini ๐ค |
|
|
Performa Sektor Hari Ini ๐ |
|
|
๐ฅ Hal lain yang lagi hot yang perlu kamu ketahui... |
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengatakan kepada Bloomberg bahwa pihaknya kemungkinan akan menyetop kenaikan suku bunga di level 5,75% selama "tidak ada kondisi tak terduga di luar asumsi." Sejak Agustus 2022, Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga sebesar 225 bps. IHSG mencatatkan net foreign buy sebesar 57,1 juta dolar AS pada 26 Januari 2023, tertinggi sejak 24 November 2022. Sementara itu, investor asing juga mencatatkan net buy sebanyak 430,4 juta dolar AS di pasar obligasi Indonesia pada 20 Januari 2023, yang menandai pembelian berturut-turut selama 15 hari. Emiten manufaktur dan perdagangan emas, Hartadinata Abadi ($HRTA), berencana untuk menambah 22 gerai baru menjadi 100 gerai pada 2023. Dana penambahan gerai akan menggunakan sebagian dari capex sebesar 50 miliar rupiah, yang berasal dari kas internal. Saratoga Investama Sedaya ($SRTG) menganggarkandana sebesar 150 juta dolar AS (~2,2 triliun rupiah) untuk kegiatan investasi pada tahun ini, dengan target return 20% per tahun.
|
Kutipan menarik dari komunitas Stockbit minggu ini |
๐ Mengadaptasi Cara Berpikir "Ultimate Big Fund" di Pasar Modal |
|
|
| "Saya tidak melihat apa yang sudah terjadi karena semua itu biasanya sudah difaktorkan dan terefleksi di angka-angka yang ada sekarang. Saya lebih senang untuk melihat apa yang akan terjadi di depan dan berefek kemana hal tersebut nantinya." — ricky2212 Ultimate Big Fund adalah sebutan bagi mereka yang berinvestasi dalam jumlah masif dan kerap mampu menjadi penggerak di pasar modal (market maker). Biasanya merupakan investor asing atau institusi seperti manajer investasi. Kemampuan dan resource analisa ultimate big fund biasa beberapa langkah di depan investor ritel. Tak heran banyak yang bilang kalau mereka "unbeatable" di market. Namun sebagai investor ritel, kita bisa mengadaptasi cara berpikir ultimate big fund guna menangkap peluang dan memaksimalkan keuntungan di pasar modal. Setidaknya itulah yang dilakukan oleh Ricky2212. Dalam tulisannya ia membagikan seperti apa sih cara berpikir ala ultimate big fund? Selengkapnya, bisa kamu baca di sini! |
|
|
Copyright 2023 Stockbit, all rights reserved. Anda menerima email ini karena terdaftar sebagai akun aktif di Stockbit atau telah daftar melalui website Stockbit / Stockbit Snips. Disclaimer:
Email ini dikirim oleh PT Stockbit Sekuritas Digital ("Stockbit"), Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Semua konten dalam email ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/ menjual saham tertentu. Always do your own research.
Selanjutnya, Semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah. Domain resmi Stockbit adalah "https://stockbit.com/" dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri "@Stockbit.com" Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.
Want to change how you receive these emails? Unsubscribe here
|
|
|
|
Komentar
Posting Komentar