π UNTR Akuisisi Tambang dan Smelter Nikel Senilai ~Rp4,28 T |
Daily Market Performance π |
|
|
Anak usaha United Tractors ($UNTR), PT Danusa Tambang Nusantara (DTN), membeli saham perusahaan tambang nikel, PT Stargate Pasific Resources (SPR), dan perusahaan smelter nikel, PT Stargate Mineral Asia (SMA). Transaksi terjadi pada 3 Desember 2022 dengan total nilai mencapai 271,83 juta dolar AS atau ~4,28 triliun rupiah. Dalam keterbukaan informasi, UNTR menyebut bahwa DTN membeli ~89,99% saham SPR dari PT Anugerah Surya Pasific Resources (ASPR) dan PT Anugerah Surya Investama (ASI). Sementara itu, DTN mengakuisisi 90% saham SMA, yang dibeli dari ASPR dan SPR. UNTR menjelaskan bahwa nilai keseluruhan transaksi dapat berubah saat penutupan transaksi karena adanya penyesuaian dengan jumlah penyesuaian net debt dan debt-like items, jumlah penyesuaian modal kerja, dan penyesuaian kurs. Menurut Corporate Secretary UNTR Sara K. Loebis kepada Kontan, akuisisi ini menggunakan dana internal perseroan. Transaksi ini bukanlah transaksi afiliasi. Adapun akuisisi saham SPR dan SMA ditujukan untuk mendiversifikasi kegiatan usaha UNTR ke sektor pertambangan, jasa, dan pengolahan nikel. Berdasarkan laporan JORC Mineral Resources pada 2014, SPR tercatat memiliki resource sebesar 146,1 juta ton dengan reserve sebesar 92,2 juta ton limonite dan 23,2 juta saprolite. Sementara itu, pabrik smelter SMA masih dalam tahap konstruksi. Menurut laporan Bisnis, konstruksi pabrik smelter SMA ditargetkan selesai pada 2023, dengan target operasional mulai 1 Januari 2024. Berdasarkan situs resmi perusahaan, SMA akan memiliki 3 pabrik smelter utama yang terdiri dari 4x33 MW Rotary Kiln Electric Furnace, Ni-matte & NiSO4 Atmospheric Leaching, dan Hydromet High Pressured Acid Leaching (HPAL) 30.000 tpa. Key Takeaway Pengumuman akuisisi ini muncul beberapa pekan setelah Presiden Direktur UNTR, Frans Kesuma, mengatakan kepada Bloomberg pada akhir November lalu bahwa pihaknya berencana membeli perusahaan tambang nikel di Indonesia. Selain membeli tambang nikel, Frans juga menyebut bahwa UNTR berencana membeli tambang emas dengan cadangan minimal 2 juta ons dan aset tembaga di Australia atau Kanada. Akuisisi tambang dan smelter nikel merupakan tanda keseriusan UNTR untuk mendiversifikasi lini bisnis.
Sebelumnya, UNTR melalui anak usahanya, PT Energia Prima Nusantara (EPN), telah membeli 21,61% saham Arkora Hydro ($ARKO) senilai 176,55 miliar rupiah pada Agustus 2022. ARKO sendiri merupakan operator beberapa pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTM). Pada 2018, UNTR juga membeli PT Agincourt Resources, pengelola tambang emas Martabe di Sumatera Utara.
|
|
|
π€ WINS Lunasi Utang Senilai US$45 Juta |
-
$WINS: Wintermar Offshore Marine mengumumkan telah melunasi utang senilai 45 juta dolar AS kepada International Finance Corporation (IFC). Pinjaman yang diberikan pada Desember 2011 ini seharusnya baru akan jatuh tempo pada 2025. WINS menyebut bahwa pinjaman dari IFC memungkinkan mereka untuk membeli 8 kapal offshore supply vessel (OSV).
$TOWR: Sarana Menara Nusantara membagikan dividen interim tahun buku 2022 sebesar 6 rupiah per lembar saham. Cum dividend di pasar reguler dan negosiasi pada 14 Desember 2022, sedangkan pembayaran pada 22 Desember 2022. Mengacu harga saham TOWR pada penutupan hari ini di 1.095 rupiah per lembar, maka indikasi dividend yield adalah 0,54%.
$INTP: Indocement Tunggal Prakarsa telah menyelesaikan pembelian kembali (buyback) saham pada 3 Desember 2021 hingga 6 Desember 2022. Selama periode tersebut, INTP membeli kembali 250,15 juta lembar saham atau 6,80% dari total saham dengan harga rata-rata 10.930 rupiah per lembar saham. Dengan demikian, total dana yang dikeluarkan dalam aksi korporasi ini adalah 2,73 triliun rupiah.
|
INDY dan MEDC mencatatkan kinerja positif sepanjang 9M22. Berikut adalah rinciannya: - $INDY: Indika Energy mencatatkan laba bersih sebesar 137,7 juta dolar AS pada 3Q22, berbalik dari kerugian sebesar 17,9 juta dolar AS pada 3Q21. Pendapatan naik +69,2% menjadi 1,2 miliar dolar AS, dibandingkan 3Q21 sebesar 705,9 juta dolar AS.
Secara kumulatif untuk periode 9M22, INDY membukukan laba bersih sebesar 338,4 juta dolar AS, dibandingkan dengan kerugian sebesar 5,9 juta dolar AS pada 9M21. Pendapatan tumbuh +57,2% YoY menjadi 3,1 miliar dolar AS. Segmen penjualan batu bara mengalami kenaikan terbesar +45,2% dari 1,9 miliar dolar AS pada 9M21 menjadi 2,8 miliar dolar AS pada 9M22.
Kenaikan penjualan ditopang oleh pertumbuhan average selling price (ASP) dari Kideco, anak usaha dengan kontribusi terbesar, sebesar +55,4% YoY menjadi 84,2 dolar AS per ton. Adapun dari sisi operasional, volume produksi Kideco turun -3% YoY menjadi 26,1 juta ton. Sementara itu, stripping ratio pada 9M22 tidak mengalami perubahan di level 5,1x. (IDX)
- $MEDC: Medco Energi Internasional mencatatkan laba bersih sebesar 130,8 juta dolar AS pada 3Q22, naik 13x lipat dari 9,6 juta dolar AS pada 3Q21. Pendapatan naik +106,6% menjadi 660,4 juta dolar AS dibandingkan 3Q21 sebesar 319,6 juta dolar AS.
Secara kumulatif untuk periode 9M22, MEDC berhasil membukukan laba bersih sebesar 400,9 juta dolar AS, naik +614,4% dari 56,1 juta dolar AS pada 9M21. Pendapatan tumbuh +89,1% YoY menjadi 1,8 miliar dolar AS, didorong segmen penjualan minyak dan gas yang mencapai 1,7 miliar dolar AS (+102,4% YoY). (IDX)
Dari segi operasional, produksi dan lifting minyak masing-masing turun -3,4% YoY dan -5,3% YoY menjadi 33,8 dan 32 MBOPD. Adapun produksi dan penjualan gas naik signifikan menjadi masing-masing 691,4 MMSCFD (+122,1% YoY) dan 656,2 BBTUPD (+127,3% YoY). Sementara itu, rata-rata harga realisasi minyak naik menjadi 101,4 dolar AS per barel (+58,2% YoY) dan gas menjadi 7,9 dolar AS per MMBTU (+25,3% YoY). Pendapatan 9M22 MEDC telah mencapai 74,4% dari estimasi konsensus analis sebesar 2,4 miliar dolar AS untuk FY22. Adapun, laba bersih pada periode tersebut telah mencapai 86,8% dari estimasi laba bersih FY22 sebesar 462 juta dolar AS.
|
|
|
Saham Top Gainer Hari Ini π₯ |
|
|
Saham Top Loser Hari Ini π€ |
|
|
Performa Sektor Hari Ini π |
|
|
π₯ Hal lain yang lagi hot yang perlu kamu ketahui... | Cadangan devisa Indonesia tercatat sebesar 134 miliar dolar AS pada November 2022, meningkat dari 130,2 miliar dolar AS pada akhir Oktober 2022. Peningkatan ini dipengaruhi oleh peningkatan penerimaan pajak dan devisa migas. Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono, mengatakan bahwa cadangan devisa tersebut memadai dan akan mendukung stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Sovereign wealth fund milik Indonesia, Indonesia Investment Authority (INA), bekerja sama dengan Investment Fund for Developing Country (IFU) dari Denmark untuk menargetkan investasi senilai 500 juta dolar AS. Dana tersebut ditujukan untuk modal bagi proyek-proyek hijau dan berkelanjutan di Indonesia. Dari target tersebut, INA dan IFU masing-masing berkomitmen memberikan dana 100 juta dolar AS. Adapun 300 juta dolar AS sisanya direncanakan berasal dari ko-investor lain. Kementerian BUMN akan melakukan IPO Pertamina Geothermal Energy (PGE) pada akhir tahun 2022 atau awal 2023. IPO tersebut ditujukan untuk meningkatkan nilai perusahaan dan memperoleh diversifikasi pendanaan. PGE, yang merupakan salah satu perusahaan energi panas bumi terbesar di dunia, memiliki kapasitas terpasang sebesar 672 MW dan berupaya untuk meningkatkannya menjadi 1.272 MW pada 2027. Uni Eropa menyetujui undang-undang baru untuk mencegah perusahaan menjual komoditas yang terkait dengan deforestasi ke pasar Uni Eropa. Regulasi tersebut mewajibkan perusahaan untuk membuat pernyataan yang menunjukkan bahwa rantai pasokan mereka tidak berkontribusi pada deforestasi. Perusahaan yang melanggar aturan ini akan didenda hingga 4% dari omsetnya di negara anggota Uni Eropa. Reuters melaporkan bahwa negara-negara yang akan terkena dampak aturan tersebut antara lain Brasil, Indonesia, dan Kolombia.
|
Kutipan menarik dari komunitas Stockbit minggu ini |
π¨⚖️Serba-serbi Keputusan the Fed dan Dampaknya Terhadap Market |
|
|
| "Tidak perlu serakah mau memaksimalkan profit dengan menebak ekonomi karena apa pun hasilnya, kemungkinannya tetap 50:50." - Ariroycehidayat Bulan Desember ini The Fed akan kembali mengumumkan kenaikan Interest Rate. Salah satu dampak kenaikan ini akan mempengaruhi jumlah uang beredar di masyarakat. Hal ini bisa disebabkan karena masyarakat cenderung akan lebih suka menabung di bank. Namun yang jadi pertanyaan bagaimana dampak angka interest rate ini terhadap kinerja perusahaan dan sahamnya? Melalui tulisannya, Ariroycehidayat memaparkan pandangannya terhadap hal ini. Simak selengkapnya di sini! |
|
|
| #MusimLaba | | |
| Baca Stockbit Snips | | |
| Berikan Opini Kamu | | |
|
|
Copyright 2022 Stockbit, all rights reserved. Anda menerima email ini karena terdaftar sebagai akun aktif di Stockbit atau telah daftar melalui website Stockbit / Stockbit Snips. Disclaimer:
Email ini dikirim oleh PT Stockbit Sekuritas Digital ("Stockbit"), Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Semua konten dalam email ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/ menjual saham tertentu. Always do your own research.
Selanjutnya, Semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah. Domain resmi Stockbit adalah "https://stockbit.com/" dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri "@Stockbit.com" Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.
Want to change how you receive these emails? Unsubscribe here
|
|
|
|
Komentar
Posting Komentar