12 November 2021
Bingung arti dari angka-angka ini? Check this out
👋 Stockbitor! Avian (PT Avia Avian), perusahaan pemimpin pasar dalam industri cat dan pelapis dekoratif di Indonesia, akan menggelar initial public offering (IPO) di BEI dengan ticker $AVIA. Produk Avian meliputi berbagai macam cat dan solusi arsitektur lainnya. Avian memiliki produk unggulan seperti cat multifungsi dengan merek Avian dan Avitex, serta cat anti bocor dengan merek No Drop.
Hingga 31 Mei 2021 (5M21), Avian menghasilkan penjualan 2,7 triliun rupiah, tumbuh +32,3% YoY. Segmen solusi arsitektur (termasuk cat dinding) berkontribusi 81% dan 19% berasal dari barang dagangan (seperti pipa dan mebel). Alhasil, pada periode ini, Avian dapat mencetak laba bersih 603,5 miliar rupiah atau naik +101,1% (YoY) (net profit margin = 22,3%). Pada FY2020, penjualan Avian tetap bertumbuh +1,1% YoY meski dilanda pandemi.
Avian akan melepas 10% saham (6,2 miliar lembar saham) di kisaran harga 780 - 930 rupiah per lembar. Lewat IPO ini, Avian berpotensi meraih dana segar senilai 4,8 triliun - 5,8 triliun rupiah. Dana ini akan digunakan untuk 54,5% untuk modal kerja, 18,2% untuk penambahan modal anak usahanya yang bergerak di bidang distribusi, 14,0% untuk belanja modal (capex), 13,3% untuk pelunasan utang bank.
Selain itu, beberapa pemegang saham lama juga akan menjual saham miliknya sejumlah ~5,58 miliar saham (setara 10% saham sebelum IPO). Pemegang saham tersebut adalah PT Tancorp Surya Sentosa, PT Wahana Lancar Rejeki, Archipelago Investment Private Limited, Robert Christian Tanoko, Rudi Tanoko, dan Rony Tanoko.
Key Takeaway Performa Avian tumbuh cukup stabil sejak sebelum pandemi, dimana penjualan Avian selalu tumbuh sejak 2018.
Dengan harga penawaran tersebut, kapitalisasi pasar $AVIA akan berada pada kisaran 48 - 58 triliun rupiah. Dari sisi valuasi*, price-to-sales ratio (P/S) $AVIA berada di 7,6x - 9,0x, sedangkan rasio price-to-earnings ratio (PER) berada di 33,6x - 40,1x.
* (Juni 2020-Mei 2021)
📡 SCMA Investasi Rp248M di RANS Entertainment
Selama Juli sampai dengan September 2021 (Q3 2021), laba bersih perusahaan ban seperti Gajah Tunggal ($GJTL) dan Goodyear ($GDYR) berbalik dari untung menjadi rugi pada Q3 2021 dibanding dengan periode yang sama tahun lalu. Pada Q321, Gajah Tunggal mengalami kerugian 79 miliar rupiah (-315,7% YoY) sedangkan Good Year mengalami kerugian 717 ribu dolar AS (-262,2% YoY).
Namun, secara kumulatif selama 9 bulan pertama 2021 (9M21), kedua perusahaan dapat membalikkan keadaan dari rugi bersih menjadi laba bersih. Berikut adalah rinciannya:
Saham Top Gainer Hari Ini 🔥 Saham Top Loser Hari Ini 🤕
Performa Sektor Hari Ini 📊
🔥 Hal lain yang lagi hot yang perlu kamu ketahui...
Kutipan menarik dari komunitas Stockbit minggu ini 💡 6 Strategi 'Berperang' di Pasar Modal? "Memang penting untuk memahami berbagai teori investasi di pasar modal. Namun hal itu barulah separuh jalan. Untuk berhasil di bursa, kita juga harus mendalami strategi berinvestasi yang benar. Tentunya yang sesuai dengan kondisi dan karakter diri sendiri sebagai investor." —Donaldlantu
Mungkin ada yang bertanya-tanya, sudah belajar banyak tentang teori saham tapi kok masih suka cut loss? Kenapa return yang didapat segitu-gitu aja atau bahkan di bawah market? Apa yang salah ya? Tentunya penting memahami teori berinvestasi di pasar modal. Namun ada beberapa strategi yang juga harus kamu pahami agar dapat sukses berinvestasi di bursa. Apa saja? Simak selengkapnya di tulisan Donald Lantu berikut ini! Sekilas tentang Donaldlantu
Share This Snips!
Want More Snips?
Copyright © 2021 Stockbit, All rights reserved. Anda menerima email ini karena terdaftar sebagai akun aktif di Stockbit atau telah daftar melalui website Stockbit Snips. |
IHSG turun -0,19%, AKRA Jual Lahan & Bentuk JV dengan Hebang Biotechnology, Kinerja SIMP & LSIP 1H23. Kompilasi berita untuk NusantaraBitcoin hari ini. 31 Agustus 2023 🆕 RI Impor Bijih Nikel, Apa Dampaknya untuk Emiten? Photo by: Stockbit Snips Daily Market Performance 🚀 IHSG 6.953,3 -0,19% Coal 156,0 -1,58% Crude Oil 82,1 +0,57%
Komentar
Posting Komentar